Indonesia sedang bersiap untuk menghadapi momen penting satu bulan mendatang. Bukan momen pansus, bukan atraksi kerbau di bunderan HI atau demonstrasi ala bonek yang akhir –akhir ini marak terjadi. Tapi sesuatu yang jauh lebih penting dan akan berdampak besar bagi Indonesia, yaitu rencana kunjungan Presiden Barack Obama ke Jakarta maret mendatang.
Kunjungan ini bukan hanya berarti untuk memuaskan rasa emosional karena masa lalu Obama yang pernah dilewati di Jakarta, tapi juga menyangkut masa depan politik luar negeri Indonesia, dan hubungan bilateral dengan Amerika Serikat yang masih dianggap sebagai negara paling berpengaruh di dunia. Dalam acara Selamat Malam Nusantara di TVRI yang dipandu oleh Ansy Lema, Wimar Witoelar bersama Ketua Jurusan Hubungan Internasional UI DR. Hariyadi Wirawan mencoba berbagi perspektif mengenai hal ini.
Indonesia menjadi negara yang penting bagi Amerika, bukan karena memiliki latar belakang historis dengan Obama, tapi seperti yang dikatakan oleh jurubicara Gedung Putih Robert Gibbs, Indonesia menjadi penting karena kini merupakan negara demokrasi ketiga terbesar di dunia. Dimana demokrasi menjadi suatu budaya baru yang berkembang di dalam masyarakat mayoritas muslim yang juga menjunjung pluralisme dan inlusivitas. “Ini sebuah prestasi tersendiri, karena baru kali ini kita bisa berdiri sama tegak dengan Amerika”, ujar Wimar.
Dengan modal itu, kita bisa memainkan posisi kita agar bisa terus bergerak maju terutama dalam kerjasama ekonomi, investasi dan juga transfer teknologi dari negara sebesar Amerika. Apalagi kita juga sedang menghadapi tantangan perdagangan bebas China – ASEAN, sehingga penigkatan mutu produk dan daya saing mutlak diperlukan. Namun menurut Wimar, kesempatan untuk melakukan partnership dan transfer teknologi ini bisa terganggu jika sebagian masyarakat yang tidak mengerti persoalan dan elite politik yang punya kepentingan jangka pendek terus merongrong orang–orang bersih di pemerintah. Sehingga demokrasi disalahartikan dengan menyerang orang yang ingin menegakan pemerintahan bersih, lewat demonstrasi liar. “Kita harap ketika Obama datang demo2 asalan sudah berlalu, sebab semua itu mengurangi makna demokrasi’, tambah mantan juru bicara Presiden Wahid ini.
Hal lain yang menjadi penting untuk dilakukan adalah bagaimana para pemegang resources ekonomi dalam negeri sperti perusahaan – perusahaan besar bisa menerapkan good coorporate governance dengan konsisten. Seperti taat membayar pajak, transparan, dan menghindari praktek kejahatan ekonomi lainnya. Karena kondisi politik dan ekonomi dalam negeri akan berpengaruh pada citra dan perjuangan diplomasi Indonesia di luar negeri.
Jika kita terus berkutat pada politik jangka pendek seperti Pansus, isu pemakzulan, dll, maka sulit buat kita untuk bisa maju. Karena menurut Hariyadi banyak agenda yang bisa diperjuangkan dengan kedatangan Obama ke Jakarta, antara lain bagaimana membuat Indonesia lebih berperan dalam G20 seperti negara berkembang lainnya semisal China, Brazil dan India. Lebih baik Pansus bekerja merumuskan agenda yang lebih bermutu daripada menyidang semua pejabat seperti layaknya persidangan hukum.
0 komentar:
Posting Komentar